Translate

Jumat, 27 Juli 2012

DAMPAK DARI MENCARI BERKAT ALLAH DENGAN CARA YANG TIDAK HALAL

Kejadian 27:1-29

Siapa pun kita pasti butuh berkat. Karena kerinduan untuk mendapatkan berkatlah, manusia rela bekerja keras tanpa kenal lelah. Orang sering berkata, “Untuk mendapatkan berkat, manusia seringkali menjadikan kaki menjadi kepala dan kepala menjadi kaki”. Artinya, manusia tidak mengenal lelah dan berjuang dengan sangat gigih, demi mendapatkan berkat. Tidak ada yang salah dengan semua ini. Saudara-saudara kita berkata, “Allah tidak akan akan mengubah nasib sebuah kaum, tanpa kaum itu sendiri berusaha untuk mengubahnya.” Sebagai orang Kristen yang benar, kita harus bertanggung jawab untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga kita. Tetapi jangan lupa, Tuhan sangat menghendaki kita menghidupi keluarga dengan berkat-berkat-Nya yang kita dapatkan dengan cara yang halal, benar, dan dikenan Tuhan. Dengan berpegang kepada prinsip ini, kita sedang belajar mengelola hidup yang berhasil dan beruntung di hadapan Tuhan dan menjadi berkat serta kesaksian bagi sesama kita di dunia ini. Salah satu ciri orang Kristen yang bertumbuh dan semakin dewasa dapat terlihat dari bagaimana cara orang tersebut mendapatkan berkat untuk menghidupi keluarganya. Orang Kristen sama sekali tidak dikenan Tuhan jika dalam kondisi sulit berkata, “Jangankan yang halal, yang haram pun susah”. Tuhan mengasihi orang yang berusaha melakukan kehendak-Nya (Ams. 15:9b). 
Dalam bacaan kita kali ini, kita akan melihat bagaimana Yakub mendapatkan berkat dan apa saja yang terjadi bagi kehidupannya sesudah mendapatkan berkat. 

DALAM AYAT 1-4 : ISHAK INGIN MEMBERKATI ESAU
Pertama-tama, perlu kita ketahui bahwa ketika Ishak ingin memberkati anaknya, itu berarti janji Allah juga. Itu sebabnya, siapa yang mendapat berkat itu, maka dari dialah nantinya akan lahir Seorang Juruselamat. 

1. Ishak sudah tua dan matanya telah kabur. (Ishak berumur 60 tahun ketika Esau dan Yakub lahir (25:26). Ketika Yakub melarikan diri ke rumah pamannya Laban, Yakub diperkirakan berumur 77 tahun, berarti Ishak telah berumur 137 tahun. Ishak meninggal umur 180 tahun (35:28))
2. Ishak memanggil Esau dan menyuruhnya untuk memburu seekor binatang serta memasaknya seperti masakan kesukaannya. 
3. Setelah memakannya, Ishak akan memberkati Esau sebelum ia mati (4b,7b, 10b)

DASAR PEMIKIRAN ISHAK INGIN MEMBERKATI ESAU :
1. Ishak lebih sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan (25:28). Pilih kasih jelas merusak keutuhan dalam keluarga. 
2. Esau adalah anaknya yang sulung (anak pertama ~ 25:25) 

Di dalam Alkitab, putra sulung mewarisi hak-hak istimewa yang spesial. Ada perbedaan besar antara seorang putra dan seorang putra sulung. 

Tanda-Tanda Putra Sulung : 
• Memiliki kuasa dan otoritas di antara saudara-saudaranya 
Ket : Ruben memiliki kuasa dan otoritas atas adik-adiknya, karena ayah absen [tidak hadir]
• Memiliki wibawa, kemuliaan, hormat
Ket : Ruben sangat dihormati dan ditakuti adik-adiknya. Ketika putra-putra Yakub bersekongkol melawan Yusuf, suara Ruben sang putra sulunglah yang menyelamatkan Yusuf dari kematian [Kej. 37:21-22]
• Memiliki tanggung jawab terhadap adik-adiknya
• Menjadi kepala keluarga ketika ayahnya tidak ada
• Mendapat dua bagian dari harta pusaka 
Ket : Putra sulung menerima porsi ganda atas harta warisan [Ul. 21:15-17]
• Hak atas kerajaan dan keimamatan

Ishak hanya memakai pikirannya untuk menilai apa yang benar menurut dirinya. Penerapan : Kita sering melakukan hal yang sama. Jika menurut pemikiran dan pengalaman kita itu yang paling benar, maka hal itulah yang kita lakukan secara sungguh-sungguh, padahal apa yang baik dan benar menurut kita belum tentu baik dan benar menurut Tuhan. Sesungguhnya, Ishak tidak boleh berbuat demikian. Mengapa? Karena Allah telah tegas dan jelas menyatakan kepadanya dan kepada Ribkha, isterinya bahwa bukan Esau, tetapi Yakublah yang akan menjadi ahli waris dari janji (berkat) tersebut (25:22-23). Mungkin kita akan berkata dan protes dalam hati : “Berarti TUHAN itu tidak adil dong”. Kesannya sih seperti itu, tetapi sebenarnya tidak begitu. Dua fakta bisa kita tunjukkan : (1) Esau memandang ringan, rendah, bernafsu rendah, dan meremehkan hak kesulungannya [Kej. 25:29-34]. Ia ‘bernafsu rendah” [Ibr. 12:16]. Bernafsu rendah = tidak hormat, tidak respek, tidak saleh. Orang yang bernafsu rendah artinya orang yang memperlakukan hal-hal yang kudus secara remeh dan menghina. Ini sama dengan seseorang yang telah menjual pelayanan, pernikahan, reputasi, dan jiwanya untuk hal-hal yang menyenangkan tetapi bersifat sesaat dan dosa. Esau merupakan gambaran manusia yang kekurangan visi yang jauh ke depan, ia hanya hidup untuk ‘hari ini” dan untuk hawa nafsu makannya yang sekarang. Allah telah melihat jenis hati yang Esau miliki sebelum ia lahir. Itu alasan Allah menyatakan “anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda”. [Kej. 25:23]. (2). Pernikahannya dengan dua wanita yang bukan pengikut Allah yang benar (26:34-35). Tindakan ini menunjukkan tidak adanya perhatian kepada berkat-berkat perjanjian Allah. Pernikahannya itu di luar garis perjanjian. 

Dalam konteks ini, Ishak tidak mengindahkan firman Tuhan dan mengikuti apa yang benar menurut pikirannya oleh karena ia lebih sayang kepada Esau daripada Yakub. Penerapan : Kecenderungan kasih manusia : “Melakukan apa yang aku sukai kepada orang yang aku sukai, bukan melakukan apa yang Tuhan sukai meskipun hal itu tidak aku sukai”. Artinya, manusia cenderung lebih mengikuti kata hati daripada mengikuti kata firman. Biasanya, kita akan bersemangat dan senang melakukan firman Tuhan itu, jika hal itu sesuai dengan yang aku sukai. 

DALAM AYAT 5-10 : RIBKHA INGIN SUPAYA ISHAK MEMBERKATI YAKUB
1. Ribkha medengar apa yang diucapkan Ishak kepada Esau
2. Ribkha memberitahukan ucapan Ishak kepada Yakub dan ia tidak mau Esau yang mendapatkan berkat. Itu sebabnya, ia mengusulkan supaya Yakub menyiapkan makanan yang menjadi kesukaan ayahnya, Ishak. 
3. Ribkha berperan aktif menyiapkan segala sesuatunya

ADA MASALAH DALAM MENJALANKAN RENCANA MEREKA (11-17)
1. Esau, seorang yang berbulu badannya, sedangkan Yakub, kulitnya licin
2. Yakub takut kedok mereka ketahuan, jika hal itu terjadi, maka bukan justru berkat yang ia dapat, tetapi kutuk
3. Ribkha meyakinkan Yakub, bahwa jika sampai ketahuan, maka dia siap menanggung kutuk itu. Ribkha tidak mau rencana ini gagal dan tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Inilah waktunya, jika sampai ditunda dan mencari alasan karena takut, maka akan ketinggalan, artinya berkat keburu diserahkan kepada Esau. Di sini jelas kelihatan, Ribkha sedag menolong Tuhan?
4. Yakub melakukan apa yang diperintahkan ibunya
5. Penipuan pertama : Ribkha mengambil pakaian yang indah kepunyaan Esau dan disuruhnya dikenakan Yakub
6. Penipuan kedua : Ribkha membalutkan kulit anak kambing itu ke kedua tangan Yakub dan pada lehernya yang licin. Ribkha menyerahkan makakan yang enak itu kepada Yakub

DASAR PEMIKIRAN RIBKHA SUPAYA ISHAK MEMBERKATI YAKUB :
1. Ribkha lebih mengasihi Yakub (25:28)
2. Ribkha yang menerima firman Allah dulu tentang kedua anaknya (25:22-23)

Cara atau jalan yang ditempuh oleh Ribkha supaya Ishak memberkati Yakub tidaklah benar karena ia menipu suaminya yang hampir buta. Tugas Ribkha yang sesungguhnya adalah memperingatkan Ishak kepada firman Allah

CARA YAKUB UNTUK MENDAPATKAN BERKAT (18-25)
1. Yakub masuk ke tempat ayahnya dan Ishak bertanya: “Siapakah engkau”?
2. Yakub berbohong denan mengatakan bahwa ia adalah Esau, anak sulungnya. 
3. Yakub berkata bahwa ia telah melakukan apa yang dikatakan Ishak kepadanya. Ia berkata supaya ayahnya memakan apa yang telah disiapkan supaya setelah makan, Ishak pun memberkatinya
4. Ishak terheran dan seperti memuji Yakub karena ia begitu cepat mendapatkan
5. Yakub kembali berbohong, bahkan melibatkan nama Tuhan dalam berbohong untuk meyakinkan ayahnya
6. Ishak mengusulkan supaya Yakub datang mendekat sehingga bisa diraba untuk meyakinkan apakah benar bahwa dia itu Esau. Setelah Yakub mendekat, Ishak curiga karena suara adalah suara Yakub, tetapi tangan adalah tangan Esau
7. Ishak hendak memberkati Yakub, tetapi ia masih bertanya: “Benarkah engkau ini anakku Esau?” Pertanyaan ini memberikan kesempatan sekali lagi kepada Yakub untuk meninggalkan jalannya yang salah itu. Dalam Alkitab, Tuhan sering memberikan kesempatan kepada orang berdosa untuk mengubah sikapnya. Bagi yang mempergunakan kesempatan tersebut dan hasilnya baik, tetapi sebaliknya, ada juga orang berdoa yang bertegar tengkuk dalam dosanya, akhirnya membuat dosa semakin menjadi besar. Inilah yang dilakukan Yakub, Adam, dan Gehazi (2 Raja. 5:25).

ISHAK AKHIRNYA MEMBERKATI YAKUB (26-29)

1. Ishak memberkati Yakub dan tetap menjadi orang yang diberkati dan menerima berkat, meskipun Yakub memperolehnya dengan cara menipu dan membohongi Ishak. 
2. Kalau begitu, bisakah kita memperoleh atau mendapatkan berkat dengan cara yang haram atau tidak benar? Jawabannya : TIDAK. Tujuan yang baik harus didapatkan dengan cara yang baik pula, tujuan yang benar harus dicapai dengan cara yang benar juga. Lihat : Abraham atas usul Sara yang memberikan Hagar jadi isterinya. Bandingkan dengan Yesus : Tujuan yang benar dicapai dengan cara yang benar
3. Ribkha bersalah/berdosa. Hukumannya : Ia harus menanggung penderitaan terpisah dari anak kesayangannnya dalam waktu yang cukup lama, bahkan sampai matinya pun ia tidak lagi bertemu dengan Yakub stelah melarikan diri ke Laban
4. Yakub bersalah/berdosa. Tuhan tetap Tuhan yang adil. Akibatnya : Yakub harus melarikan diri ke rumah pamannya Laban karena Esau berencana akan membunuhnya. Yakub ditipu oleh Laban, pamannya dalam hal pernikahannya dan dalam hal upahnya. (31:6-7)


Sumber :
http://gkri-lahai-roi.blogspot.com/2010/02/dampak-dari-mencari-berkat-allah-dengan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung ke Blog ini.

TUHAN MEMBERKATI KITA SEMUA.

Cari di Blog Ini